Rabu, 31 Agustus 2016

Sudut Pandang -1

    
Sudut Pandang bag-1


    Pagi dingin sekali , serasa sangat malas bahkan untuk hanya sekedar duduk dipinggir ranjang . gema alarm tanda bangun sudah berdengung kecang dari tadi , tapi tidak cukup kuat untuk menghidupkanku dari mimpi ini , “san , bangun san , sudah pagi” kata temanku yg berusaha membangunkanku. “aa.. sudah jam berapa ini? Sebentar lagi lah.” Lalu serangkain keributan kegiatan pagi mulai membangunkanku. Semua sudah mulai bersiap-siap , melihat raut mereka yg terlihat terburu- buru aku pun langsung melompat dan ikut dalam arus kegiatan .

     Setelah selesai segera aku makan dan menuju ke sekolah , sekolahku tidaklah jauh . hanya sekitar 100 meter dari tempat tidurku. Setiap pagi aku pergi bersekolah dengan berjalan kaki bersama teman-temanku yang lain. Sekolahku adalah sekolah terpencil dibawah kaki gunung.tetapi nama sekolah itu terdengar sampai mana-mana .sesampainya dikelas segera aku bergabung dengan yang lainnya. Pagi itu pelajaran pertama adalah lintas minta . pelajaran yang cukup membosankan , dari sekian batang kepala yang berdiri hanya sebagian yg terlihat , dan sebagian besar lainnya telah tumbang terbawa arus khayal mereka masing-masing . akupun mati matian menahan kantuk yg tidak henti-henti menyerang. Setelah selesai . pelajaran berikutnya adalah fisika, pelajaran seru sekaligus menyedihkan. Iya aku memiliki guru yang sedikit berbeda dengan guru yang lainnya , guru itu tegas dan sangat aktif , tidak pernah dia hanya duduk dan menjelaskan seperti beberapa guru lainnya . salah satu yang menjadi ciri khasnya adalah membawa spidol berwarnanya sendiri ke kelas . setiap yg dia tulis dan gambar selalu penuh dengan warna tetapi sayang dikarenakan susahnya materi yang dia ajarkan serta caranya yang unik dalam mengajar seseorang membuat beberapa siswa tidak mengerti dengan apa yang dia maksudkan. Hingga suatu hari salah seorang temanku yang mungkin saking tidak mengerti dengan pelajaran membuatnya sedikit bersenda gurau. Tetapi setelah gurauannya itu guru tersebut hanya diam menulis papan tulis hingga penuh dan duduk termenung dimejanya menunggu siswa-siswanya selesai menyalin dan menulis lanjutan yang semakin lama semakin sulit dimengerti. Pelajaran pun diakhiri dengan dia tanpa mengucapkan sepatah katapun.

      Siangnya semua tampak kebinggungan semua siswa kelas 11 dan 12 dikumpulkan , ternyata ini adalah salah satu gerakan wakil kepala sekolah yang baru . kabarnya wakil kepala sekolah ini sangat displin dan selalu tidak pandang bulu bila ada yang melanggar peraturan. Peraturan disekolah ini memang sedikit rumit . tidak heran bila tidak sedikit teman-temanku yang mulai mengakali beberapa peraturan . dalam pengarahan dadakan itu wakil kepala sekolah tersebut menegaskan tentang peraturan dan menghukum beberapa teman-temanku yang tertangkap melanggar, beberapa peraturan diketatkan, menyebalkan . akan diadakan pemeriksaan malam padahal aku sangat senang pulang malam-malam dari sekolah. Setelah makan siang aku kembali kekelas dan kembali kunyalakan layar laptopku. Sesaat setelahnya beberapa notifikasi mulai bermunculan .kebanyakan adalah chat dari teman-temanku dijogja. Sudah 1 tahun lebih aku sejak keputusanku merantau , memang tidak terlalu jauh . tapi cukup untuk memberiku pelajaran tentang hidup yang sebenarnya.

       Hidup memang tidak mudah tapi cukup seru untuk dijalani. Aku biasa pulang saat sore hari . mandi dan beberapa hal untuk besok. Malamnya saat yang lain sibuk belajar  ,paling paling aku hanya membuka buku sesaat melihat yang tadi dipelajari atau adakah ada pr untuk bsk setelahnya aku biasa mendengarkan musik , menonton film , bermain game atau melanjutkan novel yang belum sempat aku selesaikan. Malam adalah waktu yang paling spesial untukku. Aku biasa berahkir tidur tengah malam . tidak heran beberapa guru menengurku dikelas karena sering tertidur. Tapi aku menyukai kehidupanku. Memang aku perlu sedikit mengubah beberapa dalam roda keseharianku . terutama dalam masalah tidur. Aku tidak boleh tertidur lagi dikelas karena itu akan menganggu pembelajaranku dikelas.


-Achsan Noorsalam / 01


Game Online

Point Belangs

           
            Jawara game di Kampung Dolanan adalah Dolin, Ia terkenal semenjak Ia menjuarai IOG (International Olympiad of Gamers), Ia menjadi duta game dari kampungnya, banyak game yang telah Ia coba dan berhasil menaklukkan semua game yang Ia coba, namun dari semua game yang telah Ia coba PB (Point Belangs) adalah game kesukaannya, game ini menceritakan seorang pahlawan yang melawan banyak penjajah di sebuah desa.
            Setiap hari Ia tidak pernah lupa untuk sekedar mengisi waktu luang dengan bermain Point Belangs, tiap hari Ia pergi ke warnet langganannya yaitu PancenDolin.net, yang memang sudah menjadi langganannya semenjak Ia masih SD, sehingga Ia sering diberi potongan harga oleh sang pemilik warnet, sampai-sampai sang pemilik warnet meminta untuk diajari ilmu game oleh Dolin, dengan senang hati Dolin pun membagi ilmunya. Namun disamping semua hal tersebut Ia memiki riwayat buruk dalam bidang akademik, Ia lebih mementingkan game daripada akademik, misal besok ada ulangan Ia memilih untuk bermain game dengan dalih untuk refreshing dan alhasil hasil ulangan besok jauh dari KKM, namun Ia tidak pernah menyesali hal tersebut.
            Suatu hari Dolanan teman akrab Dolin suatu hari memberi tahu bahwa akan ada lomba Point Belangs, tanpa pikir panjang Ia langsung mendaftarkan dirinya untuk ikut dalam perlombaan game tersebut, berbagai tahap perlombaan telah berhasil Ia lewati, hingga lolos ke tingkat internasional yaitu IOG (International Olympiad of Gamers), Ia berlatih dengan keras, setelah pulang sekolah Ia selalu berlatih main game di warnet langgannannya mulai dari pulang sekolah hingga warnetnya tutup, hal itu Ia lakukan selama 7 hari berturut-turut, dan lagi-lagi Ia mengesampingkan aspek akademiknya, dalam masa 7 hari tersebut Ia mengalami penurunan dalam bidang akademiknya, sehingga Ia sering dimarahi di kelasnya, karena alasannya bermain game maka kemaranhan gurunya juga semakin menjadi.

            Suatu hari Ia masuk ke suatu perkampungan yang penuh dengan penjajah, Ia datang dengan bersenjata lengkap, tanpa pikir panjang Ia langsung bertindak layaknya pahlawan kesiangan, “Jangan ada yang menyakiti penduduk desa ini, hadapi saya dulu” kata Dolin, “Seraaaaaaaaaang” teriak komandan penjajah dengan lantangnya, Dolin langsung mencari tempat persembunyian untuk mempersiapkan segala hal yang Ia perlukan, karena Ia sadar bahwa Ia melakukan aksinya sendirian maka Ia mencari cara aman, Ia yang seorang diri dengan gagahnya melawan pasukanpenjajah yang jumlahnya 532 orang, demi untuk menyelamatkan penduduk desa yang berjumlah 1001 orang dalam keadaan takut dan tertekan karena penjajah.
            Setelah semuanya siap Ia dengan langkah yang pelan namun pasti mampu menembak mati satu persatu anggota penjajah, saat jumlah penjajah sudah ± 17 orang termasuk komandannya, tiba-tiba misilnya habis, mulailah Ia mencari tempat persembunyian lagi, perasaan gugup, panas dingin, keringat bercucuran, karena Ia tahu bahwa Ia sekarang ada pada posisi yang sudah terdesak, Ia mencari berbagai bahan alternatif yang dapat digunakan untuk menyerang pasukan penjajah, nampaklah bambu sepanjang 2 meter yang cocok untuk meyerang musuh, “Bambu, ya itu satu-satunya jalan untuk melawan musuh” kata Dolin, dengan doa yang cukup setelah Ia mengumpulkan segenap keberaniannya, Ia pun menyerang pasukan penjajah dengan sebatang bambu yang Ia miliki, namun keberhasilannya yang sudah didepan mata seakan hancur seketika saat seorang prajurit lawan menembakkan pistol dan peluru tepat mengenai kepalanya, seketika mati ditempat dengan darah mengucur dengan deras.
            Sesaat kemudian, Ia terbangun dari mimpinya karena ternyata ibunya membangunkannya dengan pukulan yang keras, sebab semalam suntuk Ia bermain Point Belangs, Ia bangun dengan kagetnya karena merasakan dengan nyata dalam mimpinya betapa sakitnya menjadi tokoh pahlawan dalam Point Belangs.

            Dikarenakan mimpinya yang begitu mirip dengan Ponit Belangs game kesukaanya, maka mulai saat itu Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi memainkan Point Belangs dan Ia berjanji untuk menaikkan nilainya dan akan berprestasi dalam kegiatan sekolahnya agar tidak mengecewakan orang tuanya.


Habib Fathurohim
XI-MIA7/13

Selasa, 30 Agustus 2016

KEBAHAGIAAN TERSENDIRI

KEBAHAGIAAN TERSENDIRI


          Hari kedua bersekolah pun datang. Pagi yang cerah menyambut hariku dengan penuh semangat. Bagaimana tidak senang hatiku ini jika hari itu aku bisa bertemu kembali dengan wanita yang aku kenal pada hari pertama sekolah. Pagi itu aku bangun sangat pagi, entah mengapa terjadi keanehan pada diriku ini. Aku yang biasanya sulit untuk bangun pagi, entah mengapa pada pagi itu aku bisa bagun sangat pagi. Mungkin karena suntikan semangat yang ia berikan kepadaku. Setelah aku bangun pagi, aku bergegas beribadah dan melakukan mandi pagi. Pagi itu sarapan kesukaanku telah disiapkan oleh ibuku. Dengan lahap aku menghabiskannya dan langsung berangkat ke sekolah. Aku berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum. Aku tiba di sekolah pukul 06.30 pagi, dan aku sangat terkaget. Ketika aku baru saja turun dari angkutan aku betemu dengan dirinya. Hatiku selalu berdebar ketika memandang dirinya. Sempat terlintas dihatiku “apakah ini benar-benar sebuah perasaan cinta?”. Namun kucubo tetap tegar, seperti tak terjadi apa-apa pada diriku. Kucubo untuk mendekati dirinya dan mengajaknya bicara. Dia tampak begitu cantik dan mempesona, membuat hatiku luluh dibuatnya. Kami berbincang-bincang dari depan gerbang sekolah hingga menuju kelas, sayangnya kami harus berpisah di tangga. Karena dia Nareswari anak kelas bawah, sedangkan aku harus naik ke lantai 2 untuk sampai ke kelas. “Sampai jumpa lagi ya nares, selamat belajar!”, begitu kataku ketika kami hendak berpisah di tangga. Dengan senyuman manis dia membalas, “Terima kasih ya dhik, kamu juga ya semangat belajar!” Semakin terenyuh hatiku dibuatnya karena senyumannya yang manis.

               Hari pertama masuk sekolah kelasku langsung dimasuki oleh pelajaran fisika. Pelajaran yang mungkin banyak dibenci oleh sebagian murid karena susah. Berbeda dengan diriku, aku begitu sangat menikmati dengan pelajaran fisika. Karena menurutku fisika merupakan pelajaran yang dapat kita amati secara fisik. Hari pertama sekolah aku mendapat banyak pujian dari banyak guru. Banyak teman-teman yang memujiku dan meyukaiku. Aku sangat bahagia pada pagi itu. Bell pun berdering, tanda istirahat sudah dimualai. Aku bersama teman-temanku keluar kelas dan jajan di kantin. Ketika aku dan teman-temanku membeli makanan di katin aku betemu dengan Nareswari, dia juga membeli makanan di kantin yang sama. “Hai Nares kita bertemu lagi nih, beli apa kamu?”, kataku dengan begitu akrab kepadanya. “ohh kamu lagi dhik, ini nih aku mau membeli nasi goreng soalnya tadi pagi aku belum sarapan dan aku lapar.”, jawabnya dengan begitu ramah. Kalau kamu mau beli apa dhik?. “ohh kamu membeli nasi goreng toh, kalau aku sih hanya mau beli minum saja.” Jawabku dengan halus kepadanya. “Owalah baiklah kalau begitu, aku mau bayar dulu ya dik”, katanya. Dengan sigap aku pun menjawab “gausah bayar aja nares, biar aku saja yang membayar. Itung itung nraktir kamu”, dengan jawaban yang sok akrab kepadanya. “ Terima kasih banyak ya dhik, aku sangat berterima kasih kepadamu”, jawabnya begitu saja dan meninggalkanku pergi. Setelah ia pergi kawan-kawanku pun bertanya kepaduku. “OI dhik tadi ngomong-ngomong dia siapa ya, kok kalian berdua sudah tampak akrab sekali”, tanya salah seorang temanku yang bernama Johny. “ohhh itu tadi namanya Nareswari, aku mengenalnya ketika kita semu lagi MOS, rumahnya juga tidak jauh kok dari rumahku.”, jawabku dengan santai. “Ngomong-ngomong dia cantik juga ya, rambut panjangnya yang diikat membuatnya tampak sangat cantik. Ohh ya kenapa tadi kamu kok tiba-tiba mentraktir dia, jangan-jangan kamu suka ya sama dia?”, celetuk salah seorang temanku bernama Barry.  “Apaan dah sih Barry ini, dia emang cantik sih. Tapi kata sia kalau aku suka sama dia?” jawabku menahan malu. “Kelihatan kok sob dari wajahmu kalo kamu suka sama dia, lagian dia cantik kok pantas saja jika kamu menyukainya.”, jawab temanku si Johny. “Nggak ah, aku nggak suka sama dia kok. Lagipula kita masih sekolah jadi jangan dulu mikirkan tentan cintaku”, jawabku dengan tertawa ringan. Bell berdering pun menyala, tanda waktu istirahat telah habis. Aku dan kawan-kawanku langsung bergegas menuju ke kelas masing-masing.

              Pelajaran demi pelajaran aku lewati dengan lancar pada hari itu. Hingga tiba bel tanda pulang sekolah berdering. Aku langsung berkemas-kemas untuk merapikan barangku dan langsung pulang menuju ke rumah. Soalnya aku ada janji bermain basket dengan teman-temanku yang ada dirumah. Aku pulang mengunakan angkutan umum karena harganya relatif murah. Aku masuk ke salah satu angkutan yang lewat di depan sekolahku. Karena angkutannya yang masih kosong, akutan yang aku naiki mengetem di depan sekolah. Dengan sedikit penak aku menunggu angkutan ini berjalan, dan tiba-tiba salah satu seorang masuk ke dalam angkutan yang aku naiki. Terbyata salah seorang yang naik kedalam angkutanku adala Nares. Aku sangat kaget, karena aku kira dia tipe orang yang pulang sekolah dengan dijemput. Aku langsung mengajaknya berbicara, “lho kok kamu pulang naik angkutan? Bukannya kamu suka dijemput ya?”tanyaku. “ohh sekarang aku disuruh oleh mamahku untuk pulang sendiri, katanya sih biar jadi anak yang mandiri dan tidak manja” jawab si Nares, “ owalah begitu, kok ngomong-ngomong kamu tampak murung. Apa ada masalah?” tanyaku kepada Nares karena wajahnya tampak murung tidak seperti biasanya yang selalu tersenyum murah. “Iya nih dik, aku  sedang ada masalah. Aku lagi sangat bingung nih dik” jawabnya dengan murung di hari yang begitu panas. “kau bisaa bercerita kepadaku kok jika kamu puya masalah, barangkali aku bisa membantu masalahmu.” Jawabku dengan mencoba meringankan babannya. “ tapi kamu harus janjinya untuk tidak cerita kepada siapa-siapa!” jawabnya dengan menatapku begitu tajam. “siapp, aku nggak akan cerita kepada siapa-siapa” jawabku dengan sedikit tertawa. “jadi begini, aku sedang puya masalah dengan orang yang aku sukai,” jawabnya. Hatiku sontak bergetar ketika aku mendengar curhatan permasalahannya.


Bersambung....

Syamsul Tamimi Prasetya Aji
XI-MIPA 7/29

Harapan Dari Bunga Di Musim Semi

Kami sudah beranjak dewasa.
Dan secepat apapun musim berganti
bunga yang bermekaran di pinggir jalan
pun juga mulai berganti.
Aku masih berpikir, apa nama bunga yang mekar di musim itu?
Bergemetar saat ditiup angin, berduri ketika hendak disentuh
Dan ketika hidungmu didekatkan.
Itu memberikan aroma kesegaran dari sinar matahari.

Seiring berjalannya waktu, aroma itu mulai pudar.
Dan kami akan beranjak lebih dewasa.
Akan tetapi, Aku yakin bunga itu pasti tetap bermekaran di suatu tempat.

Memberikan Kehangatan untuk semua orang.

Benar. Kami semua melangkah maju
,
Untuk terus mengabulkan permohonan dari bunga itu.


Prasetyo A W
Mia 7 / 23

Kamis, 25 Agustus 2016

Jangan Menyesal

Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

Baik dirahat benang kereta
Benang setukal perbuat kain
Baik dilihat dengan mata
Jangan menyesal hari yang lain
Amorentes.R.B. 05

Rabu, 24 Agustus 2016

Pantang Menyontek

S.Ny ( Sarjana Nyontek )

            Jika anda bertanya siapa ahli menyontek di SMA Free, maka jawabannya adalah Nyonto, anak ini terkenal karena keahliannya dalam meakukan berbagai trik untuk menyontek dan tidak ketahuan, mulai dari UH, UTS, hingga UKK, Ia berhasil menyontek tanpa ketahuan oleh pengawas, sehingga Ia mendapat julukan Nyonto S.Ny ( Nyonto sarjana nyontek ),  gelar tersebut Ia dapat setelah naik ke kelas 11 tanpa ada catatan atau teguran sedikitpun dari para guru.

            SMA Free terletak di kota terpencil paling pinggir hingga untuk sampai kesana kita harus balik jungkir, karena SMA tersebut memang sekolah yang tanpa peraturan maka banyak siswa yang senang untuk bersekolah di SMA Free, tawuran, merokok, menyontek, merupakan hal biasa yang terjadi di SMA Free, namun tidak ada tindakan tegas dari guru disana, mereka menganggap bahwa apabila para murid diberi tindakan tidak ada gunanya karena mereka tidak akan menghiraukannnya, ada 3 siswa yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Gelut S.Taw (Gelut Sarjana Tawuran ) adalah siswa dengan keahlian tawuran. Udut S.Mer ( Udut Sarjana Merokok) adalah siswa yang memiliki keahlian merokok hingga 10 bungkus perhari. Nyonto S.Ny ( Nyonto Sarjana Menyontek ) adalah siswa yang ahli dalam bidang percontekan.

            Karena Nyonto adalah siswa yang memiliki banyak trik untuk menyontek maka Ia tidak pernah ketahuan dalam setiap aksinya, walaupun banyak temannya yang ketahuan oleh gurunya. Nyonto merupakan juara kelas, walaupun dengan perjuangan nyonteknya selama ini Ia bisa mendapatkan predikat juara kelas , Ia banyak mendapat pujian dari para gurunya, sehingga Ia diminta untuk mengajari temannya yang nlainya masih kurang, tetapi tentu saja Ia tidak bisa mengajari temannya karena Ia sama sekali tidak bisa mengerjakan soal jika Ia tidak menyontek.

            Suatu saat Ia ditunjuk untuk mengikuti olmpiade tingkat nasional, Ia sungguh sangat takut dan gugup karena Ia sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam bidang olimpiade namun Ia diberi semangat oleh gurunya untuk ikut olimpiade hingga Ia berangkat untuk ikut olimpiade di pusat Kota Tengah, betapa kagetnya Ia saat mengetahui bahwa ruang untuk mengerjakan soalnya sangat besar dan jarak antar pesertanya jauh tidak seperti di sekolahnya, ditambah lagi pengawas olimpiade adalah dari pihak TNI yaitu 9 orang marinir dan 3 anggota kopassus. “Barang siapa menyontek, ada indikasi menyontek, atau dicurigai menyontek, tanpa ada peringatan maka langsung push-up hingga waktu pengerjaan soal olimpiade soal selesai, Sanggup! “kata seorang pengawas. “Siap sanggup pak“ jawab peserta olimpiade serentak. Walaupun Ia menjawab sanggup sebenarnya Ia merasa berat dengan perintah tersebut.

            Saat Ia mulai menjalankan triknya untuk menyontek dengan trik yang paling jitu, Ia merasa ada hal yang tidak nyaman, Ia menunggu beberapa saat hingga suasana dirasa aman, ……., tak selang lama setelah Ia menyontek seorang marinir mendatanginya dan memerintahkan untuk push-up. “Ambil sikap push-up dan tunggu hingga waktu selesai” kata marinir, “Ta….Ta…tapi apa salah saya pak” Tanya Nyonto, “ Kamu dicurigai melakukan tindakan penyontekan “ kata marinir. Waktu megerjakan soal masih 60 menit lagi, berarti Ia harus push-up selama 60 menit, tangannya terasa hampir patah, keringatnya bercucuran hingga basah sekitar daerah  untuk Ia push-up, karena setelah 30 menit berlalu Ia melakukan protes kepada pengawas, maka tanpa pikir panjang sang pengawas langsung menembak Nyonto ditempat, “ Dooor, makanya jangan banyak protes” kata pengawas.


            Nyonto langsung terbangun dari tidurnya, “Syukurlah ternyata hanya mimpi” kata Nyonto, semenjak mimpinya pada malam kemerdekaan maka Ia bertekad untuk tidak menyontek lagi karena Ia sadar bahwa menyontek merupakan suatu perbuatan yang melanggar syari’at agama dan norma kejujuran, dan Ia bertekad untuk belajar semaksimal mungkin walaupun nilainya tidak akan setinggi saat Ia menyontek, tapi Ia akan sangat bangga dengan nilainya tersebut karena itu merupakan hasil jerih payahnya sendiri.


Habib Fathurohim
XI-MIA7 / 13

Selasa, 23 Agustus 2016

TAKDIR TUHANMU

TAKDIR TUHANMU


Ketika semua berjalan tidak sesuai rencanaku
Barulah tersadar diriku
Apa itu arti kehendakmu
Semua asaku telah aku usahakan
Tapi diriMu membelokanku ke lain jalan
Apa maksudMu dengan semua in Ya Tuhan?
Apakah Engkau memiliki maksud lain dari semua ini?
Apa itu Ya Tuhan?

Apakah kurang semua kucuran keringat yang kuberikan?
Ketika ku memandang cankulan orang lain
Tak jauh berbeda dengan hasil cangkulan diriku
Tapi mengapa Engaku berikan panen yang berbeda?
Kau tampak tak adil dengan semua ini
Apakah Hambamu ini hanya seorang pemimpi?
Yang takdirnya hanya tampak ketika HambaMu ini tertidur
Ku menatap dalam kelam
Diriku barulah tersadar
Apa yang Engkau berikan kepada Hambamu ini sudah lebih dari cukup
Ampuni HambaMu ini Ya Tuhan

Pagi, Siang, Malam begitu banyak apa yang engkau berikan kepadaku
Diluar dari semua apa yang Hambamu ini Inginkan
Bagaimana bisa Hambamu ini selalu merasa kurang?
Waktu demi waktu telah engkau berikan
Tapi Hambamu tampak begitu tamak
Selalu merasa kurang dengan semua itu
TuhanKu
Terima kasih atas semua jalan yang Engkau berikan
Banyak manfaat yang dapat kupetik dari semua itu
Terima Kasih atas semua Kebesaranmu Ya Tuhan


@@"@@

Syamsul Tamimi Prasetya Aji
XI-MIA 7/29
23 Agustus 2016

  

Komposisi Warna (Part 3)

Anggi Herlin Prakasa


“Sudahlah, Nggi… gak usah di masukan ke hati omongan mereka. Mereka hanya iri sama kamu aja kok”, hibur Xyavenna.

“….”, Anggi hanya diam.

“Daripada mikirin omongan mereka, makan aja yuk”, bujuk Xena sekali lagi.

Sebenarnya Xena tidak tega temannya terus-terusan diejek seperti ini. Anggi sendiri juga sebenarnya juga sedih tapi ia selalu berpikiran ‘yang penting aku melakukan hal yang benar, gak seperti yang mereka semua bicarakan tentangku’ jadi ia tidak terlalu ambil pusing sebenarnya. Kemudian, mereka berdua pun melanjutkan makan siang mereka di tengah keadaan kantin yang mulai kembali ramai seperti semula. Setelah menyantap makanan kantin, para siswa wajib mengembalikannya di kios mereka mengambil. Jadi, kantin tetap bersih dan rapi tanpa piring, gelas, dan alat makan lainnya yang berserakan di ruangan tersebut
.
Setelah selesai makan, Anggi dan Xyavenna beranjak ke kelas. Sekali lagi, Xyavenna mencoba membujuk Anggi untuk pergi menemaninya ke pameran di Jogja.

“Nggi, ikut yaa.. please.”, pinta Xena

“Emm, bukannya aku gak mau, Xen. Aku-nya sih gak masalah pergi kapan aja. Tapi, kamu-nya 
bagaimana? Siap ulangan besoknya? Terus kalau transportasinya ada gak? Kalua naik kendaraan umum gak bisa soalnya rawan kan?”, jelas Anggi.

Ia memang perencana yang detil dan rasionalistis. Ia hanya tak ingin temannya jadi susah sendiri karena hal kecil. Xena terdiam sejenak. Anggi benar juga. Masalahnya apa ia sudah bisa mengatur waktu seperti Anggi.

“Coba dipikirin dulu deh sambal jalan, nanti telat nih”, tegur Anggi sambil melirik kearah jam tangannya.

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas. Di tengah perjalanan, tepatnya di depan ruang guru, tiba-tiba ada yang memanggil Anggi.

“Anggi!! Anggi Herlin”, seru seorang pria yang baru saja keluar dari ruang guru. Refleks, Anggi langsung menoleh kearah sumber suara.

“Saya Pak?”, tanya Anggi, meyakinkan.

“Iya, kamu. Kesini, bapak mau bicara sama kamu. Teman kamu yang itu ikut juga gak apa”, katanya sambil memberi isyarat untuk masuk ke ruang guru.

Mereka berdua pun mengikuti instruksi Pak Panji. Tak lama setelah masuk, sehabis memberi salam, mereka duduk di sofa-sofa tempat para guru biasa mengobrol.

“Pertama, bapak selaku guru bahasa kamu dan mewakili sekolah ini, ingin berterimakasih sama kamu karena pada lomba debat kemarin kamu sudah berhasil membanggakan sekolah ini. Penampilan kamu pada lomba kemarin hebat sekali”, puji Pak Panji.

“Iya, Pak. Saya juga berterimakasih sama Bapak karena telah membimbing saya selama pelatihan sehingga saya bisa melakukannya secara maksimal”, balas Anggi

“Oleh karena itu, bapak sudah minta izin dengan Kepala Sekolah, untuk memberikan reward untukmu, yaitu day-off buat kamu selama 3 hari terhitung mulai besok sampai hari Minggu nanti.”, jelas Pak Panji

“Tapi pak, selama saya pelatihan saya kan jarang masuk kelas, saya takut ketinggalan pelajarannya, pak.”

“Soal itu, saya yakin kamu pasti bisa mengejarnya, kamu anak yang pintar kok, Nggi.”

“tapi pak..”

“Anggi, ini sebagai tanda terimakasih dari bapak sama sekolah ini, karena kamu sudah melakukan yang terbaik buat kami. Kami juga ingin kamu beristirahat.”

“…”

“Bapak mohon, jangan di tolak ya, Nggi?”, pinta Pak Panji.

Anggi terdiam sejenak. Berpikir, apa ia sebaiknya mengambil tawaranya atau tidak.

“Baiklah, pak. Saya akan mengambil day-off-nya. Terima kasih Pak, atas perhatian Bapak kepada saya.”, jawab Anggi.

“Yasudah, kalau begitu kamu boleh meninggalkan ruangan ini, karena kelas sebentar lagi akan mulai. Silahkan.”, kata Pak Panji

Mereka berdua pun meninggalkan ruang guru dan bergegas ke kelas secepatnya. Jam belajar pun berlangsung dengan normal, menyisakan kedamaian di lingkungan sekolah tersebut. Anggi pun focus belajar untuk mengejar materi yang ketinggalan kemarin, sedangkan Xena sibuk menyusun rencana untuk membujuk Anggi sekali lagi.



Anggi Hartono Prakasa


“Hmmm… yang mana ya yang cocok?”, gumam Anggi pada dirinya sendiri. Ia tengah sibuk di tengah lukisan-lukisan karyanya, sibuk memilih mana yang harus ia daftarkan untuk lomba hari Minggu nanti.

“Yang ini aja kali ya.. Ah, enggak cocok sama temanya.”,gumamnya lagi. Ia pun berkeliling lagi mencari lukisan yang tepat.

Setelah berputar-putar selama kurang lebih 10 menit, akhirnya ia menemukan 2 lukisannya yang cocok, yang satu menggambarkan ‘Pandawa Lima’ dan yang lainnya menggambarkan keanekaragaman budaya di Indonesia. Cocok dengan temanya, ‘Wonderful Indonesia’.

Setelah puas dengan pilihannya, ia pergi meraih gelas yang tergeletak di meja bundar, tempat biasa ia menaruh palet cat warnanya. Gelas bertuliskan “Gak perlu sedih kalau sendiri, matahari juga sendiri dan dia akan tetap bersinar”, yang selalu memberikannya semangat untuk selalu berusaha sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Mengisinya dengan teh, ia memang seorang tea-addict yang selalu sedia teh dimana pun ia bekerja. Menghirup aroma the bisa membuatnya menjadi lebih rileks, melepaskan penat yang sedari tadi tinggal di kepalanya.

Setelah meneguk habis tehnya, ia pun berniat untuk membereskan ruangan yang tadi sempat ia ubrak-abrik.

“Huft..”, helaan napas panjangnya terdengar jelas  di ruangan tersebut.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

“….
-o-

paulina (22)
Agatha (02)




Jumat, 19 Agustus 2016

Terimakasih Ibu



Cengkeraman tanganmu yang kuat, siratkan ketegaran
Senyummu yang terus mengembang, seolah tiada beban yang kau emban
Tapi kala kau sendiri, tersudut dan menepi meratapi kehidupan
Aku tahu,kau hanya manusia biasa, yang kadang tersenyum dan dilain waktu menangis.
Meski ragamu terlihat kuat, tapi pancaran matamu tunjukan rapuh yang kau tahan sendiri.
Terima kasih Ibu, karna kau selalu tersenyum didepan kami anakmu
Begitu bijaksananya dirimu, demi melihat senyum kami terus mengembang,
Air mata itu kau simpan sendiri, dan hanya bahagia yang kau bagi pada kami.
Aku cuma ingin kau tahu,
Walau pijakanku tak sekokoh benteng, dan lengan ini tak sekeras baja.
Tapi aku siap, jika nanti kau merasa lelah dan untuk sejenak butuh sandaran.
Akan kutegakkan pundak ini semampu aku berusaha.
Terima kasih Bijaksana.

Amorentes R.B.
05

Kamis, 18 Agustus 2016

Tidak taat orang tua



Pada suatu hari saat saya menginjak kelas 2 SD saya memiliki suatu pengalaman yang sangat mengesankan. Semua berawal saat saya pulang sekolah, setiba di rumah saya langsung ganti baju untuk makan siang dan setelah makan siang saya disuruh orang tua untuk tidur siang,namun saya menolak akhirnya setelah saya dimarah-marah sayapun menurut dengan orang tua saya.Ketika di kamar tidur sayapun teringat bahwa di kamar tidur saya ada jendela dan setelah saya melihat jendela itu sayapun langsung mengunci pintu agar orang tua tidak bisa mengecek saya.
                Setelah dikunci sayapun bergegas untuk lompat keluar jendela karena saya tidak terlalu ngantuk dan berniat untuk bermain serta langit saat itu sedang cerah dan sejuk, setelah melompat saya langsung berjalan menuju rumah teman saya untuk bermain kelereng bersama setibanya di rumah teman saya,kebetulan sekali teman sayapun sedang bermain kelereng karena saat itu sedang musim kelereng,tanpa menunggu lama sayapun langsung bergabung dengan teman saya untuk bermain kelereng bersama.
                Kami bermain kelereng bersama di selokan karena tempat di selokan kecil dan lurus agar bola kelereng tidak melenceng kemana-mana.Saat bermain kelereng sayapun sangat senang karena saya sering menang dan selalu mendapatkan keuntungan 5 kelereng setiap menang per-rondenya,karena kemenangan itu membuat teman saya menjadi kesal sama saya dan akhirnya sayapun diusir dari permainan itu.
                Setelah diusir sayapun sedikit agak kesal,karena masa saya diusir karena saya terlalu sering menang akibat itu kepala sayapun tiba-tiba pusing dan sangat ngantuk sekali yang menyebabkan saya jalan seperti orang teler. Karena kepusingan itu sayapun berniat untuk kembali ke rumah namun saya tidak sadar saat saya tiba di jalan raya sebenarnya rumah saya tinggal belok ke kanan malah saya menyeberang jalan dan ketika tiba diseberang jalan sayapun ingat bahwa rumah saya diseberang jalan akhirnya sayapun menyeberang jalan lagi.
                Ketika menyeberang karena dengan posisi teler,sayapun langsung menyeberang tanpa memedulikan kendaraan yang sedang berlalu-lalang. Dan ketika saya sedang menyeberang sayapun mendengar suara klakson mobil yang sangat keras dan sayapun menengok ke samping dengan santai dan tiba-tiba sayapun langsung tertidur,karena saya sudah tertabrak mobil tersebut dan badan saya berguling-guling di jalanan.
                Ketika saya sadar sayapun kaget mengapa saya tiba-tiba bisa di rumah dan banyak orang yang mengeremuni saya,sayapun bertanya kepada orang tua mengapa banyak orang yang mengerumuni saya dan sayapun terkaget dengan jawaban orang tua saya “nak kamu nggak apa-apa tadi kamu habis mengalami kecelakaan dan kamu tidak sadarkan sendiri,namun syukurlah nak akhirnya kamu bisa sadar sekarang”.
                Sayapun langsung bergegas bangun dan segera mencari minum karena saya sangat haus namun saya dilarang untuk berdiri oleh orang tua saya,soalnya orang tua saya takut jika saya tiba-tiba drop lagi dan akhirnya orang tua saya yang mengambilkan saya segelas air. Sayapun disuruh istirahat oleh orang tua dan jangan banya bergerak dulu karena saya belum di cek oleh dokter,ketika dokter datang dan mengecek saya dokterpun mengatakan bahwa saya tidak apa-apa.
                Orang tuapun akhirnya lega namun anehnya saya tertabrak mobil dengan kelajuan cepat tetapi saya tidak memiliki luka yang parah dan tulangpun tetap baik, seketika itu juga orang yang melihat saya tertabrak tadi bingung karena saya tertabrak hingga mental di jalan dan berguling-guling,disitupun saya percaya bahwa tuhan selalu memberikan rancangan yang terbaik untuk kehidupan saya sebab tuhan tidak akan memberikan cobaan sampai orang tersebut tidak memiliki harapan.

Amorentes.R.B.
05 

Rabu, 17 Agustus 2016

Suara Akar Rumput

Nelayan

Nyiur melambai, sepoi angin pantai
Matahari pun mulai malu bersinar
Ombak yang terus menyambar pantai
Pertanda nelayan harus berlayar

            Teriakan mesin diesel
            Diiringi doa nelayan
            Agar banyak ikan yang didapatkan
            Walaupun keadaan sedang sial

Kebahagiaan di pinggir pantai
Tak senada dengan tengah lautan
Ombak yang santai
Kini berubah menjadi mengerikan

            Apa daya, kini Ia ada di sini
            Di tengah lautan dengan berbagai risiko
            Entah hidup atau mati
            Tangkapan hari ini harus sampai di took

Ditemani cahaya lampu tua
Ia tetap gigih mencari tangkapan
Ia teringat akan anak istrinya
Ia tak mau mereka kelaparan

            Masih hangat dalam ingatan
            Ketika tak satu pun tangkapan Ia dapatkan
            Walau telah berlayar semalaman
            Namun tak kunjung tangkapan Ia dapatkan

Wahai pejabat pemerintahan
Perhatikanlah kami para nelayan
Yang selalu mencari ikan
Untuk mencerdaskan anak bangsa

            Wahai pemegang wewenang
            Jangan kau berbuat sewenang-wenang
            Jangan kau anggap kami binatang
            Yang selalu engkau tending

Wahai wakil rakyat
Perhatikanlah kami rakyat melarat
Yang butuh kebijakan
Agar mendapat kemakmuran

            Terima kasih Tuhan
            Kami hidup di negara khatulistiwa
            Walau kami tak budidaya
            Kami tetap bisa mengambil hasilnya

Terima kasih Tuhan
Engkau beri kami keberanian
Untuk menantang ganasnya ombak lautan
Menantang maut demi tangkapan



Habib Fathurohim
XI-MIA7/ 13

Minggu, 14 Agustus 2016

Pantun Fisika



Tuan raja sedang memohon
Duduk bersandar di kursi
Apel jatuh dari pohon
Karena ada gaya gravitasi

Leher sakit suara serak
Mari obati dengan pepaya
Jika benda tiada bergerak
Tanda benda tak ada gaya

Jalan-jalan naik taksi,
naik perahu di Sungai Kampar.
Alam punya aksi-reaksi,
Contohnya gelas yang dilempar.

Pagi-pagi pergi ke kantor,
sebelum terbit sang surya.
Tahukan kamu contoh vektor,
contohnya momentum serta gaya

Ikan buntal ikan kembung,
suka melihat pohon pinus.
Dua vektor yang digabung,
carilah akar kuadrat cosinus

Sungguh lezat ikan selar
Sering bermain dekat jangkar.
Gerak yang bergulung bagai ular
Itulah dinamakan gerak melingkar

Anak kecil di jerami
Lalu lari di bebatuan.
Anak IPA pasti memahami
Arti besaran dan satuan

Jika hendak membuat taman,
buatlah dahulu seperti lukisan.
Kenali olehmu wahai teman
Besaran pokok dan turunan

Kulit durian bagaikan duri,
rambut kotor terasa lepek.
Bumi berputar kelilingi mentari,
mentari berputar di Solar Apex.

Anak ayam diburu musang,
lari cepat ke tengah jalan.
Jika air sungai pasang
Itu gravitasi sang rembulan



Gaza Arafura/XI MIPA 7/12

Kamis, 11 Agustus 2016

Janji Kecil


Tak terasa purnama cepat berlalu
Keinginanku saat itu
Sampai sekarangpun masih tetap begitu
Pendirianku akan tetap bersikuku

Telah banyak rintangan yang kulalui
Namun tak banyak yang kau sadari
Mungkin pengorbananku tak memberi arti
Tapi hati ini sudah meyakini
Bahwa suatu saat kau akan kembali

Kembali ke masa yang penuh angan
Yang tak mungkin ku lupakan
Yang akan selalu mengingatkan
Betapa berartinya sebuah kenangan

Mungkin memang aku tidak sanggup
Memutarbalikan waktu
Hanya untuk bertemu dirimu yang dulu
Mungkin memang aku tak mampu
Membuat keadaan seperti saat itu
Sehingga tak kusia-siakan waktu berlalu

Terkadang, seringkali terbersit di hati
“Apa benar ia masih mengingat diri ini?”
 “Apa benar ia akan kembali?”
“Apa ia masih memegang janji kecil ini?”

Tak ada yang tahu pasti
Apa yang sedang menanti
Tapi hati ini akan tetap meyakini
Kalau suatu saat nanti
Sebuah keajaiban akan terjadi


Paulina (22)

Blogger news

SELAMAT DATANG DI KELAS XI MIPA 7 SMA TARUNA NUSANTARA

Disqus Shortname

Comments system