Sudut Pandang bag-1
Pagi dingin sekali , serasa sangat malas bahkan untuk hanya
sekedar duduk dipinggir ranjang . gema alarm tanda bangun sudah berdengung
kecang dari tadi , tapi tidak cukup kuat untuk menghidupkanku dari mimpi ini ,
“san , bangun san , sudah pagi” kata temanku yg berusaha membangunkanku. “aa..
sudah jam berapa ini? Sebentar lagi lah.” Lalu serangkain keributan kegiatan
pagi mulai membangunkanku. Semua sudah mulai bersiap-siap , melihat raut mereka
yg terlihat terburu- buru aku pun langsung melompat dan ikut dalam arus
kegiatan .
Setelah selesai segera aku makan dan menuju ke sekolah ,
sekolahku tidaklah jauh . hanya sekitar 100 meter dari tempat tidurku. Setiap pagi aku
pergi bersekolah dengan berjalan kaki bersama teman-temanku yang lain.
Sekolahku adalah sekolah terpencil dibawah kaki gunung.tetapi nama sekolah itu
terdengar sampai mana-mana .sesampainya dikelas segera aku bergabung dengan
yang lainnya. Pagi itu pelajaran pertama adalah lintas minta . pelajaran yang
cukup membosankan , dari sekian batang kepala yang berdiri hanya sebagian yg
terlihat , dan sebagian besar lainnya telah tumbang terbawa arus khayal mereka
masing-masing . akupun mati matian menahan kantuk yg tidak henti-henti
menyerang. Setelah selesai . pelajaran berikutnya adalah fisika, pelajaran seru
sekaligus menyedihkan. Iya aku memiliki guru yang sedikit berbeda dengan guru
yang lainnya , guru itu tegas dan sangat aktif , tidak pernah dia hanya duduk
dan menjelaskan seperti beberapa guru lainnya . salah satu yang menjadi ciri
khasnya adalah membawa spidol berwarnanya sendiri ke kelas . setiap yg dia
tulis dan gambar selalu penuh dengan warna tetapi sayang dikarenakan susahnya
materi yang dia ajarkan serta caranya yang unik dalam mengajar seseorang
membuat beberapa siswa tidak mengerti dengan apa yang dia maksudkan. Hingga
suatu hari salah seorang temanku yang mungkin saking tidak mengerti dengan
pelajaran membuatnya sedikit bersenda gurau. Tetapi setelah gurauannya itu guru
tersebut hanya diam menulis papan tulis hingga penuh dan duduk termenung
dimejanya menunggu siswa-siswanya selesai menyalin dan menulis lanjutan yang
semakin lama semakin sulit dimengerti. Pelajaran pun diakhiri dengan dia tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Siangnya semua tampak kebinggungan semua siswa kelas 11 dan
12 dikumpulkan , ternyata ini adalah salah satu gerakan wakil kepala sekolah
yang baru . kabarnya wakil kepala sekolah ini sangat displin dan selalu tidak
pandang bulu bila ada yang melanggar peraturan. Peraturan disekolah ini memang
sedikit rumit . tidak heran bila tidak sedikit teman-temanku yang mulai
mengakali beberapa peraturan . dalam pengarahan dadakan itu wakil kepala
sekolah tersebut menegaskan tentang peraturan dan menghukum beberapa
teman-temanku yang tertangkap melanggar, beberapa peraturan diketatkan,
menyebalkan . akan diadakan pemeriksaan malam padahal aku sangat senang pulang
malam-malam dari sekolah. Setelah makan siang aku kembali kekelas dan kembali
kunyalakan layar laptopku. Sesaat setelahnya beberapa notifikasi mulai
bermunculan .kebanyakan adalah chat dari teman-temanku dijogja. Sudah 1 tahun
lebih aku sejak keputusanku merantau , memang tidak terlalu jauh . tapi cukup
untuk memberiku pelajaran tentang hidup yang sebenarnya.
Hidup memang tidak mudah tapi cukup seru untuk dijalani. Aku
biasa pulang saat sore hari . mandi dan beberapa hal untuk besok. Malamnya saat
yang lain sibuk belajar ,paling paling
aku hanya membuka buku sesaat melihat yang tadi dipelajari atau adakah ada pr
untuk bsk setelahnya aku biasa mendengarkan musik , menonton film , bermain
game atau melanjutkan novel yang belum sempat aku selesaikan. Malam adalah waktu
yang paling spesial untukku. Aku biasa berahkir tidur tengah malam . tidak
heran beberapa guru menengurku dikelas karena sering tertidur. Tapi aku
menyukai kehidupanku. Memang aku perlu sedikit mengubah beberapa dalam roda
keseharianku . terutama dalam masalah tidur. Aku tidak boleh tertidur lagi
dikelas karena itu akan menganggu pembelajaranku dikelas.
-Achsan Noorsalam / 01