Perubahan Membawa Kesuksesan
Pada sore hari
di Sungai Banyumili sedang terjadi keributan karena ulah si Samir. Samir
merupakan remaja berumur 14 tahun yang tinggal di Desa Banyubiru. Hampir semua
penduduk Desa Banyubiri mengenal Samir karena tingkah lakunya yang sering
membuat onar di desa tersebut. Selain itu, dia juga tidak pernah menuruti
perkataan orang tuanya. Onar yang terjadi di desa tidak hanya dibuat oleh Samir
melainkan oleh “Ganknya” yang terdiri dari Alip, Choji, dan Tamin. Gank ini
dijuluki bernama “Banyumandeg” dan Samir sebagai ketuanya.
Meskipun dia
adalah anak yang nakal, di kelas Samir selalu mendapatkan ranking 1. Pada saat
pengumuman kelulusan di SMP-nya dia memperoleh nilai tertinggi di sekolahnya,
dan dia ditawari beasiswa oleh SMA Sukadisiplin. Beberapa hari setelah hari
kelulusan, Gank “Banyumandeg” berkumpul di sebuah tempat. “Halo Bro!” Sapa
Samir, “Kok sudah lama gak ke sini Mir?” Tanya Alip, “Iya nih, aku lagi banyak
persiapan buat Ujian Nasional SMP” Jawab Samir,”Rencanamu kamu mau melanjutkan
sekolah ke SMA mana, Mir?” Tanya Choji,”Belum tahu nih, tapi kemarin aku
ditawari beasisiwa dari SMA Sukadisiplin” Ujar Samir, ”Wah sekolah bagu tuh
Mir, mau diambil tidak beasiswanya?” Tanya Tamin,”Orang tuaku sih menyuruh aku
untuk mengambilnya, tapi aku gak mau pisah dari kalian” Jawab Samir.
Samir pun
kembali ke rumah dan menjelaskan kepada kedua orang tuanya, bahwa dia tidak mau
sekolah di SMA Sukadisiplin. Namun orang tuanya terus membujuknya untuk mau
sekolah di SMA Sukadisiplin, akan tetapi Samir tetap ngotot untuk tidak
bersekolah di SMA Sukadisiplin. Dia lebih memilih untuk bersekolah di SMA
Sukasantai karena dekat dengan rumahnya. Akhirnya Samir pun masuk di SMA
Sukasantai meskipun orang tuanya tidak setuju.
Samir pun
menjalani kehidupan di SMA nya dengan membuat banyak masalah dan keonaran.
Sampai-sampai dia hampir dikeluarkan dari SMA Sukasantai karena tingkah lakunya
tersebut. Banyak kesalahan yang sudah dia perbuat mulai dari terlambat masuk
kelas, tidak mengerjakan tugas, berkelahi, merokok hingga pernah tawuran dengan
sekolah lain. Karena banyak membuat onar nilainyapun lama-kelamaan menurun.
Meskipun begitu orang tuanya tetap menasehatinya setiap saat namun Samir tetap
saja nakal.
Begitu lulus
SMA ia sangat menyesal karena mengetahui nilainya yang jauh menurun jika
dibandingkan saat SMP, ia menceritakan hal tersebut kepada orang tuanya dan
meminta maaf kepada orang tuanya atas semua kesalahan-kesalahan yang telah ia
perbuat selama ini dan juga ia berjanji akan merubah sifat-sifatnya dan akan
memperbaiki nilai akademiknya.
Saat ia akan
mendaftar ke perguruan tinggi, ia ditolak oleh perguruan tinggi hingga 9 kali.
Hingga akhirnya dia diterima di Universitas NangBanyu. Saat menjadi mahasiswa
dia berhasil merubah sifat-sifatnya karena ia tidak mau mengulangi
kesalahan-kesalahannya saat SMA. Ketiga teman lamanya yang juga diterima di
Universitas Nangbanyu. Samir sering diajak untuk membuat berbagai masalah lagi,
namun ia selalu menolaknya karena ia telah berjanji kepada orang tuanya
Akhirnya samir
lulus dengan mendapat predikat terbaik dan dapat menyelesaikan pendidikan
dengan cepat yaitu hanya 3,5 tahun. Dan ia diterima untuk bekerja di Departemen
Keuangan sebagi pejabat tinggi, di pekerjaannya ia selau memberikan yang
terbaik sehingga membuat seluruh hal yang dikerjakannya selalu terlihat baik di
mata atasannya dan inilah yang membuat karirnya selaulu menanjak dan iapun
menjadi orang sukses dan membuat bangga kedua orang tuanya
1. Ahmad Haulian Yoga Pratama (XI-MIA7/04)
2. Edgar Alief Angkasa Putra (XI-MIA7/11)
3. Habib Fathurohim (XI-MIA7/13)
1. Ahmad Haulian Yoga Pratama (XI-MIA7/04)
2. Edgar Alief Angkasa Putra (XI-MIA7/11)
3. Habib Fathurohim (XI-MIA7/13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar