Jumat, 29 Juli 2016

Masalahnya Kentang

Masalahnya Kentang

                Di suatu desa nan jauh dari kota, hiduplah keluarga Bapak Kanti. Keluarga Bapak Kanti adalah keluarga yang memiliki perkebunan kentang yang kecil. Keluarga bapak kanti adalah keluarga yang berkecukupan keluarga ini menggantungkan hidupnya hanya pada kentang. Bapak Kanti memiliki istri bernama Bu Sinah dan memiliki 3 orang anak yang bernama Ady, Rohan, dan Shiela.  Bapak kanti dibantu oleh anak anaknya mengurusi perkebunan kentang.
“Pak ini kentangnya kok gak tumbuh tumbuh?” tanya Rohan
“Han, kentang itu tumbuhnya lama tunggu saja 3 bulan lagi pasti panen kok” sahut Bapak
“Pak kenapa kita gak menanam jagung saja bukannya lebih mudah?” tanya Ady
“Bapak gak ada modal untuk bibit jagung nak, kentang lebih mudah untuk ditanam” umbar Bapak
Bapak Kanti dan anak anaknya kembali melanjutkan pekerjaannya, tiba tiba datanglah hujan yang entah datang dari mana. Kemudian Bapak Kanti berteriak “Nak ambil barang kalian kita pulang sekarang saja sudah akan hujan lebat” anak anak pun menjawab “siap pak”.
Hujan yang lebat itu mengguyur pedesaan selama lebih dari 3 jam lamanya yang mengakibatkan banjir di dekat perumahan. Pada esok paginya mereka melihat ladang mereka ternyata tidak ada kerusakan sama sekali pada ladang mereka. Mereka pun terkejut bukan kepalang. Padahal ladang yang lain telah rusak akibat banjir. Bapak Kanti pun berkata “Hah bagaimana bisa ini terjadi?”
Setelah 3 bulan berlalu Mereka panen pada panen itu hanya keluarga pak Kanti yang memperoleh keuntungan besar. Pak kanti pun tidak sombong kepada tetangga nya malah ia memberi sebagian dari hasil panen kentang kepada warga sekitar. Banyak warga yang terpukau akan sikap Pak Kanti tetapi tidak untuk Suleman. Suleman yakin pasti ada sesuatu di balik ini semua. Suleman adalah warga yang dikenal paling jujur di desa. Dia merasa ada yang janggal dengan apa yang terjadi dengan perkebunan warga
“Pak Kanti terima kasih atas sumbangan bapak untuk desa ini” ujar Pak Kades
“Terima kasih kembali pak karena sudah menerima saya di desa ini Pak Kades” ujar Pak Kanti
“uang dari bapak ini akan kami gunakan untuk kepentingan desa ” ujar Pak Kades
“saya merasa terhormat sekali untuk ini” ujar Pak Kanti
Pada masa tanam selanjutnya saat kurang dari 3 bulan panen terjadi lagi hujan yang lebat tetapi ladang Pak Kanti tidak rusak lagi. Setelah itu pak Kanti menyumbangkan hasil panennya kepada desa lagi Hal ini menimbulkan kecurigaan Pak Suleman “Pasti ada sesuatu di balik ini” ujar Pak Suleman. Pada masa tanam baru Pak Suleman mulai mengawasi pergerakan pak Kanti. Pak Suleman melihat Pak Kanti dan Pak Kades berbicara bersamaan “Pak Kanti saya itu kan sudah membantu bapak agar diterima di desa ini pak nah saya lagi merencanakan untuk membuat perkebunan kentang tapi buat bapak sendiri” Pak Kanti kaget dan berkata “Kok begitu pak nanti bagaimana petani yang lain?”.“mereka akan saya usir dari sini dengan cara saya” kata Pak Kades licik “Wah maaf saja pak tapi petani  kentang disini saya anggap sebagai keluarga sendiri pak, Saya tidak akan pernah setuju dengan bapak!” bentak Pak Kanti. “Bapak jangan macam macam ya ini hasilnya nanti kita bagi setengah kalau bapak mau” sahut Pak Kades geram “Tidak Saya tidak akan pernah setuju” Pak Kanti lekas meninggalkan Pak Kades yang geram. “saya akan membuat bapak menjadi dibenci di desa ini!” teriak Pak Kades yang Murka. Pak Suleman mengikuti Pak Kades yang menuju rumah Pawang hujan. Pak Kades berniat membuat seluruh desa gagal panen dengan hujan deras. Pak Suleman yang tau tentang itu segera lari menuju desa.

 Pada saat yang sama terjadi hujan yang sangat deras selama 2 hari. Penduduk desa yang panik hanya bisa berdoa dengan Yang Maha Kuasa. Kebun kentang yang ada di desa rusak semua kecuali milik pak Kanti.Pak Kades segera mengumpulkan para warga petani kentang dan memberitahu bahwa yang menyebabkan hasil mereka menurun adalah akibat dari Pak Kanti yang menggunakan Pawang Hujan. Warga desa yang marah segera menuju rumah Pak Kanti yang sekarang sudah berubah menjadi rumah yang bagus. Pak Kanti yang keheranan berkata “ada apa ini ribut ribut?” warga desa menjawab dengan geram “jangan bohong kamu telah merusak panen kami” warga yang marah segera menghajar Pak Kanti. Hantaman demi Hantaman melayang ke tubuh Pak Kanti. Pak Kades pun datang tetapi sebelum dia bicara Suleman datang sambil berteriak “Warga desa Pak Kades berbohong! Kalian telah ditipu olehnya jangan sampai termakan omongannya, Dia yang membuat panen gagal”. “saya menjadi saksinya ketika pak Kanti menolak ajakan Pak Kades untuk meraup untung dari gagal panen kalian, Pak kanti menganggap kita sebagai keluarga” ujar Pak Suleman. “apakah itu benar Pak Kades?”tanya warga tidak percaya “iyaa.. itu benar”kata Pak Kades ketakutan. Warga desa kemudian membawa Pak Kades ke Kantor Polisi untuk ditahan dan mengangkat Pak Kanti menjadi Kepala Desa. Sebenarnya Pak Kanti menggunakan metode baru irigasi ke kebunnya. Pak Kanti membuat desa tersebut menjadi desa percontohan perkebunan kentang. Warga desa dan Pak Kanti akhirnya menjalani hidup baru, yaitu sebagai Keluarga besar yang sejahtera.




-Achsan Noorsalam ( 1 )
-Gaza Arafura ( 12 )
-Ridjal Mahran Rashif (29 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger news

SELAMAT DATANG DI KELAS XI MIPA 7 SMA TARUNA NUSANTARA

Disqus Shortname

Comments system