Masalahnya Kentang
Di
suatu desa nan jauh dari kota, hiduplah keluarga Bapak Kanti. Keluarga Bapak
Kanti adalah keluarga yang memiliki perkebunan kentang yang kecil. Keluarga
bapak kanti adalah keluarga yang berkecukupan keluarga ini menggantungkan
hidupnya hanya pada kentang. Bapak Kanti memiliki istri bernama Bu Sinah dan
memiliki 3 orang anak yang bernama Ady, Rohan, dan Shiela. Bapak kanti dibantu oleh anak anaknya
mengurusi perkebunan kentang.
“Pak ini kentangnya kok gak tumbuh tumbuh?” tanya Rohan
“Han, kentang itu tumbuhnya lama tunggu saja 3 bulan lagi
pasti panen kok” sahut Bapak
“Pak kenapa kita gak menanam jagung saja bukannya lebih
mudah?” tanya Ady
“Bapak gak ada modal untuk bibit jagung nak, kentang lebih
mudah untuk ditanam” umbar Bapak
Bapak Kanti dan anak anaknya
kembali melanjutkan pekerjaannya, tiba tiba datanglah hujan yang entah datang
dari mana. Kemudian Bapak Kanti berteriak “Nak ambil barang kalian kita pulang
sekarang saja sudah akan hujan lebat” anak anak pun menjawab “siap pak”.
Hujan yang lebat itu mengguyur
pedesaan selama lebih dari 3 jam lamanya yang mengakibatkan banjir di dekat
perumahan. Pada esok paginya mereka melihat ladang mereka ternyata tidak ada
kerusakan sama sekali pada ladang mereka. Mereka pun terkejut bukan kepalang.
Padahal ladang yang lain telah rusak akibat banjir. Bapak Kanti pun berkata “Hah
bagaimana bisa ini terjadi?”
Setelah 3 bulan berlalu Mereka
panen pada panen itu hanya keluarga pak Kanti yang memperoleh keuntungan besar.
Pak kanti pun tidak sombong kepada tetangga nya malah ia memberi sebagian dari
hasil panen kentang kepada warga sekitar. Banyak warga yang terpukau akan sikap
Pak Kanti tetapi tidak untuk Suleman. Suleman yakin pasti ada sesuatu di balik
ini semua. Suleman adalah warga yang dikenal paling jujur di desa. Dia merasa
ada yang janggal dengan apa yang terjadi dengan perkebunan warga
“Pak Kanti terima kasih atas sumbangan bapak untuk desa ini”
ujar Pak Kades
“Terima kasih kembali pak karena sudah menerima saya di desa
ini Pak Kades” ujar Pak Kanti
“uang dari bapak ini akan kami gunakan untuk kepentingan
desa ” ujar Pak Kades
“saya merasa terhormat sekali untuk ini” ujar Pak Kanti
Pada masa tanam selanjutnya saat
kurang dari 3 bulan panen terjadi lagi hujan yang lebat tetapi ladang Pak Kanti
tidak rusak lagi. Setelah itu pak Kanti menyumbangkan hasil panennya kepada
desa lagi Hal ini menimbulkan kecurigaan Pak Suleman “Pasti ada sesuatu di
balik ini” ujar Pak Suleman. Pada masa tanam baru Pak Suleman mulai mengawasi
pergerakan pak Kanti. Pak Suleman melihat Pak Kanti dan Pak Kades berbicara
bersamaan “Pak Kanti saya itu kan sudah membantu bapak agar diterima di desa
ini pak nah saya lagi merencanakan untuk membuat perkebunan kentang tapi buat
bapak sendiri” Pak Kanti kaget dan berkata “Kok begitu pak nanti bagaimana
petani yang lain?”.“mereka akan saya usir dari sini dengan cara saya” kata Pak
Kades licik “Wah maaf saja pak tapi petani kentang disini saya anggap sebagai keluarga
sendiri pak, Saya tidak akan pernah setuju dengan bapak!” bentak Pak Kanti. “Bapak
jangan macam macam ya ini hasilnya nanti kita bagi setengah kalau bapak mau”
sahut Pak Kades geram “Tidak Saya tidak akan pernah setuju” Pak Kanti lekas
meninggalkan Pak Kades yang geram. “saya akan membuat bapak menjadi dibenci di
desa ini!” teriak Pak Kades yang Murka. Pak Suleman mengikuti Pak Kades yang
menuju rumah Pawang hujan. Pak Kades berniat membuat seluruh desa gagal panen
dengan hujan deras. Pak Suleman yang tau tentang itu segera lari menuju desa.
Pada saat yang sama terjadi hujan yang sangat
deras selama 2 hari. Penduduk desa yang panik hanya bisa berdoa dengan Yang
Maha Kuasa. Kebun kentang yang ada di desa rusak semua kecuali milik pak
Kanti.Pak Kades segera mengumpulkan para warga petani kentang dan memberitahu
bahwa yang menyebabkan hasil mereka menurun adalah akibat dari Pak Kanti yang
menggunakan Pawang Hujan. Warga desa yang marah segera menuju rumah Pak Kanti
yang sekarang sudah berubah menjadi rumah yang bagus. Pak Kanti yang keheranan
berkata “ada apa ini ribut ribut?” warga desa menjawab dengan geram “jangan
bohong kamu telah merusak panen kami” warga yang marah segera menghajar Pak
Kanti. Hantaman demi Hantaman melayang ke tubuh Pak Kanti. Pak Kades pun datang
tetapi sebelum dia bicara Suleman datang sambil berteriak “Warga desa Pak Kades
berbohong! Kalian telah ditipu olehnya jangan sampai termakan omongannya, Dia
yang membuat panen gagal”. “saya menjadi saksinya ketika pak Kanti menolak
ajakan Pak Kades untuk meraup untung dari gagal panen kalian, Pak kanti menganggap
kita sebagai keluarga” ujar Pak Suleman. “apakah itu benar Pak Kades?”tanya
warga tidak percaya “iyaa.. itu benar”kata Pak Kades ketakutan. Warga desa
kemudian membawa Pak Kades ke Kantor Polisi untuk ditahan dan mengangkat Pak
Kanti menjadi Kepala Desa. Sebenarnya Pak Kanti menggunakan metode baru irigasi
ke kebunnya. Pak Kanti membuat desa tersebut menjadi desa percontohan perkebunan
kentang. Warga desa dan Pak Kanti akhirnya menjalani hidup baru, yaitu sebagai
Keluarga besar yang sejahtera.
-Achsan Noorsalam ( 1 )
-Gaza Arafura ( 12 )
-Ridjal Mahran Rashif (29 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar